Pengujian Berat 1000 Butir Benih

 PENGUJIAN BERAT 1000 BUTIR BENIH 

Disusun Oleh:

Rosa Susanti

A42220802

Golongan B, TPP-Politeknik Negeri Jember


A. Latar Belakang

Pengukuran berat 1000 butir benih untuk menentukan berat konstan dari suatu benih yang dapat digunkan sebagai data dasar dari suatu instansi untuk menentukan kebutuhan benih per hektar. Penggunaan ketetapan 1000 butir benih dalam pengukuran berat konstan benih dilakukan untuk memudahkan dalam penghitungan dari 100 butir benih dengan satuan gram. Pentingnya Penetapan Berat 1000 Butir Benih Pengujian benih menjadi sangat penting untuk menjamin kualitas benih yaitu tingkat kemurnian benih sesuai varieatasnya, tingkat campuran, kotoran dan kerusakan benih yang biasa kita lakukan melalui uji kemurnian fisik. Untuk menilai kualitas benih selain dilakukan uji kemurnian fisik juga dilakukan pengukuran berat 1000 butir benih (Tety Maryenti, 2012). Penetapan 1000 butir benih merupakan salah satu aspek penting dalam pengujian benih di laboratorium. Penetapan ini sebagai informasi yang mendukung perhitungan kebutuhan benih di lapangan. Penetapan 1000 butir benih dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan menimbang 100 gram benih sebanyak 8 ulangan (dirata-rata dan dikalikan 10), atau dengan menimbang 1000 gram benih sebanyak 4 ulangan (dirata-ratakan). Setelah ditimbang, berat benih dihitung menggunakan rumus dan dinyatakan dalam interval (+). Setelah diketahui berapa bobot 1000 butir benih, kemudian dihitung koefisien variasinya. Standar koefisien variasi adalah jika benih chaffy (chaffy seed) nilai koefisien variasi <6.0, sedang benih lain <4.0

B. Metodologi

Alat: 

1. Timbangan analitik

2. Alat tulis

3. Wadah 

4. Kalkulator

Bahan:

1. Benih padi (Sunggal dan Inpari 32 HDB) 

2. Benih kedelai (Gepok kuning dan Devon) 

Prosedur Kerja:

1. Mengambil contoh kerja sebanyak 100 butir benih dan diulang sebanyak 8 kali ulangan. Menimbang benih setiap ulangan

3. Menghitung standart deviasi dan koefesien varian sesuai dengan ketentuan

4. Menghitung koefisien variasi ≤ 6,0 untuk benih rumput-rumputan atau ≤ 4,0 untuk benih lainnya

5. Sampel benih bisa dikatakan valid atau sesuai jika koefisien variasi tidak melebihi angka toleransi <6,0 (chaffy seed) <4,0 (non chaffy seed)
6. Tulis hasil perhitungan dan bobot 1000 butie benih pada kartu induk pengujian penetapan berat 1000 butir benih


C. Hasil Pengujian dan Perhitungan

Komoditi

(Varietas)

Banyak

Ulangan

Berat rata-rata (gram)

Koefisien Variasi

Bobot 1000 butir (gram)

Keterangan

Padi (Inpari 32 HDB)

8

2,50

0

20,01

Valid

Padi Sunggal

8

2,64

1,89

21,16

Valid

Kedelai Gepok Kuning

8

7,94

3,77

63,58

Valid

Kedelai Devon

8

16,96

0,53

135,69

Valid


Dari hasil praktikum didapatkan hasil, pada benih padi inpari 32 HDB diperoleh bahwa variasi atau ragam (V) sebesar 0; standar deviasi (S) sebesar 0; koefesien variasi (CV) sebesar 0 dan berat 1000 butir sebesar 20,01 gram. Sedangkan pada benih padi sunggal diperoleh bahwa variasi atau ragam (V) sebesar 0,003, standar deviasi (S) sebesar 0,05; koefesien variasi (CV) sebesar 1,89 dan berat 1000 butir benih jagung sebesar 21,16 gram. Pada benih kedelai gepak kuning diperoleh bahwa variasi atau ragam (V) sebesar 0,09, standar deviasi (S) sebesar 0,3; koefesien variasi (CV) sebesar 3,77 dan berat 1000 butir benih sebesar 63,38 gram. Pada benih kedelai devon diperoleh bahwa variasi atau ragam (V) sebesar 0,009, standar deviasi (S) sebesar 0,09; koefesien variasi (CV) sebesar 0,53 dan berat 1000 butir benih sebesar 135,69 gram. 

Standard deviasi (S) menunjukkan tingkat keseragaman benih, semakin tinggi standard deviasi berati semakin beragam komponen benih dan sebaliknya. Standard deviasi 0 artinya benih sangat seragam. Keseragaman ini memungkinkan perkecambahan benih yang seragam. Benih padi dan benih kedelai memiliki standard deviasi yang cukup kecil yaitu kurang dari 1 yang berarti memiliki keseragaman yang cukup tinggi. 

Penetapan berat 1000 butir dapat dihitung apabila koefisien variasi (CV) <6 untuk benih rumput-rumputan yang lengket (chaffy seed) dan <4 untuk (non chaffy seed) atau patahan batang, batu-batu kecil, tetapi dapat juga pecahan benih, biji-biji rusak, atau biji tanaman yang belum masak atau biji-biji gulma yang bukan termasuk dalam kriteria sebagai benih yang dimaksud. Kriteria untuk perbedaan ini pasti dan ditentukan dalam aturan untuk pengujian (ISTA 2010). Hasil dari CV pada benih kedelai dapat diterima, karena CV yang dihasilkan kurang dari 4,0 (non chaffy seed: benih tidak lengket), sedangkan pada benih padi dapat diterima, karena CV yang dihasilkan tidak lebih dari 6,0 (chaffy seed: benih lengket)

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi berat 1000 butir benih diantaranya yaitu ukuran butir itu sendiri dan kadar air benih. Jika ukuran butir besar maka berat berat butir akan tinggi. Kadar air yang tinggi juga akan menambah berat pada benih. Turunnya bobot benih dapat dipengaruhi oleh lamanya penyimpanan, serangan hama gudang, pengeringan yang berlebihan pada saat prossing benih dan pertumbuhan tanaman induk yang kurang baik. Terjadinya penurunan defisit air akan mengakibatkan penurunan jumlah dan berat biji sehingga produksi dan sumber air dalam cara budidaya seperti nutrient dalam tanah atau penambahan nutrinet berupa pupuk dan cara budidaya menjadi faktor besar kecilnya bobot 1000 butir (Imansyah dan Andreyuni, 2020)


DAFTAR PUSTAKA

Imansyah, A.A., Andreyuni, F.D.A., 2020. Identifikasi Morfologi Benih Pasi Sawah Varietas Pandawa di Lima Lokasi Kecamatan. Jurnal Pro-Stek Vol. 2 No 1.

ISTA International Rules for Seed Testing: Edition 2010. Switzerland: The International Seed Testing Association.Bassersdorf.CH.

Tety Maryeti. 2011. Penetapan Bobot 1000 atau 100 Butir Benih. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung.

LAMPIRAN












Komentar

Postingan populer dari blog ini

Prosedur Sertifikasi Benih Bina Tanaman Pangan

Struktur Benih dan Bagian-Bagian Kecambah Tanaman dan Dikotil